Mari kita panjatkan puji dan lantunan dzikir kepada Kholiqul makhluqot Robbul ‘alamin yang mengalirkan pancaran cahaya kehidupan yang berupa nikmat jasadiyah dan nikmat bathiniyah, selebih-lebih sekarang kita berada di perahu yang bernama Ramadhon, dengan pelayaran ditengah samudera Ash-shiyam, dan semoga kita sampai pada daratan ketaqwaan. Semoga alloh swt selalu membekali kita dada yang bertumpangkan kesabaran dan keikhlasan hingga segala deburan ombak musibah sebagai cobaan sebagai penuntun kita menjadi insan yang berdiri tegak dibawah bendera kemenangan.
Sholawat beserta salam tercurahkan kehadirat baginda nabi muhammad saw yang telah menerangkan lampu-lampu dijalan menuju tuhan hingga kita dapat emnikmati segala proses menjadi hamba, shollalloh ‘ala sayyidina muhammad wa ‘ala alihi wa sallim.
Alangkah dirindukan kedatangan bulan yang menjadi sungai yang mengalirkan Rahmat, hidayah, serta ampunan kepada insan-insan yang selalu sadar akan kehidupannya dibawah naungan sang rabb yang maha kuasa lagi maha besar. Penantian yang dirindukan pun datang, akan tetapi ditahun 1441 Hijriah ini berbeda karena diturunkannya wabah oleh alloh swt di atas muka bumi ini. Itulah sebagai tantangan manusia yang bersungguh-sungguh dijalan alloh swt dan rosulnya dan sebagai peringatan bagi kita ummat manusia yang masih lalai dan lupa akan kebesaran sang maha pencipta segala yang dan maupun yang buruk.
Rosululloh saw. Bersabada : " شهر رمضان شهر أمتي " yang artinya Bulan Ramadhon bulan bagi ummatku. Yang dimaknai adalah bulan dimana kemuliaan derajat manusia kan diangkat jika ia sadar bahwa ia sedang berada di tengah taman harumnya yang lebih harum dari kasturi, yang dihiasi dengan aliran sungai yang mengalirkan jernihnya balasan bagi ummat manusia, dan angin yang menenangkan jiwa.
Akan tetapi apakah rencana alloh swt pada bulan Ramadhon tahun ini, dimana banyak berita yang seolah akan terjadi tetapi hanya menakuti ummat manusia sehingga manusia lupa dan resah, juga wabah yang sedang melanda yang ia turunkan, dan juga alhamdulillah atas segala nikmatnya pada Ramadhan kali ini kita lewati dengan 5 kali perjumpaan dengan hari jum’at sekaligus pada hari-hari di bulan ini akan lebih panjang waktu durasi puasa kita.
Sekarang sebagai perenungan yang sebagai kajian diri untuk muhasabah nafsi, sebuah kemuliaan yang datang akan tetapi berbarengan dengan ujian serta cobaan yang terus mengombang-ambingkan kekuatan iman ummat manusia. Dan juga sebagai revisi ketakwaan kepada alloh swt atas segala tindakan hati yang tunduk sepenuhnya kepada alloh swt ataupun keimanan kita ada yang masih lemah.
Mari berfikir tentang kejadian-kejadian yang sedang terjadi di bulan kita yang mulia ini. Sebagian dari kita ada yang terus bermujahadah untuk menegakkan dan mengokohkan diri dan selalu berfikir positif atas segala tindakan tuhan dan kejadian yang sedang kita hadapi, sekalipun alloh swt menurunkan wabah COVID-19 yang menyebabkan kematian banyak ummat manusia hingga tidak sedikit dari kita yang masih takut, penyebaran Isu 15 ramadhon akan terjadinya dukhondan lain-lain.
Akan tetapi masih ada bahkan banyak di antara kita Ramadhon kali ini adalah sumber besar dari Hikmah sekalipun keadaan sekarang ini Masjid dan mushola jamaahnya harus dikurangkan, tempat keramaian harus ditutup, dan keluar rumah pun sekarang diatur, adalagi penyebaran Isu Dukhon yang katanya akan terjadi pada tanggal 15 Ramadhon ini yang membuat masyarakat takut dan resah lagi, bahkan di antara kita ada yang begadang menanti kebenaran terjadinya Dentuman, ada juga yang memborong makanan dan lilin, dan Bahkan ada juga yang menangis siang malam karena semua itu takut terjadinya Ad-Dukhon yang di isukan oleh ustadz-ustadz di Sosmed.
Itu semua tak akan jadi masalah bagi yang benar beriman dan dan yakin bahwa Bulan Ramadhan tetaplah sebagai Bulan yang penuh dengan Hikmah, mereka tidak akan takut dan gentar atas isu yang disebar ;luaskan,dan merekalah sebenarnya yang akan mendapatkan ketakwaan sebenarnya. Firman alloh swt “ Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada alloh, malaikat-malaikat-nya, kitab-kitab-nya, dan rasul-rasul-nya. (mereka berkata), kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-nya.” Dan mereka berkata, “ kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya tuhan kami, dan kepada-mu tempat (kami) kembali.”
Dalam firman tersebut akan selalu taat dan patuh pada perinta alloh swt sebagaimana Di Al-Qur’an dan kepada Rasul-rasulnya, karena hal itulah ia merasa tenang dan aman atas segala perkara dunia dan dialam diri orang-orang itu telah tertanam padanaya Firman alloh swt :
“ " لايكلف الله نفسا الا وسعها
“ alloh tidak akan membebani melainkan kesanggupannya “
Kan tetapi bagaimana dengan manusia yang menganggap saat ini adalah musibah karena hal-hal diatas dan sekalipun itu bulan Ramadhon, kenapa bisa terjadi? Padahal merak juga bersyahadat, mereka juga sholat , dzikir dan lain-lain yang berkenaan dengan keagamaan. Semua kembali kepada diri kita masing- masing sampaikah kita pada manusia berada dalam ketenangan jiwa dan hati selalu berenang di lautan ketakwaan kepada alloh swt?
Semua karena kita terlalu lalai dalam mendekatkan diri kepada alloh swt dan terlalu lupa akan janji alloh swt yang ada dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasulillah saw. Coba perhatikan gerak hati kita apakah sudah pasti berjalan menuju keridhoan alloh swt, apakah akal kita tak menipu diri kita yang selalu lenyap dalam berdamai dengan dunia, dan hingga kita lupa berada di lembah rahamat dan hikmah yakni Bulan suci Ramadhon.
Banyak di antara kita yang puasa tetapi tidak mendapatkan ketenangan, dan juga banyak diantara kita rela lapar dan haus seharian akan tetapi masih takut kematian dan menganggap keadaan yang indah penuh hikmah ini adalah musibah. Merugilah kita yang lupa akan segala nikmat ini.
Jadi jelas siapa yang mendapat hikmah dan siapa yang mendapat musibah, yang pada intinya berawal dan berada dalam diri kita sendiri. Coba muali sekarang sebelum bulan mulia ini habis dan mungkin kita tidak akan berjumpa lagi, dengan sisa beberapa hari ini kita dapat meraih kemenang di bukit hikmahnya alloh swt.
Semoga ini dapat dijadikan muhasabah diri... amiiin.
Kontributor dan Penulis: Ary_KTTHBS