Musim hujan tiba, kewaspadaan kita terhadap ancaman Demam Berdarah Dengue atau DBD harus ditingkatkan. Bukan tanpa alasan, adanya genangan-genangan air di berbagai sudut tempat tinggal dan lingkungan akan berpotensi menjadi sarang jentik-jentik nyamuk.
DBD adalah penyakit infeksi akibat virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit ini sempat dikenal juga dengan sebutan penyakit “break-bone”, karena gejalanya kadang menyebabkan nyeri sendi dan otot, seperti tulang yang terasa retak. DBD hanya dapat menular melalui gigitan nyamuk, tepatnya nyamuk betina yang dapat mentransmisikan virus DBD.
Nyamuk tersebut biasanya menyerang pada siang dan sore hari, baik di dalam maupun luar rumah. Nyamuk ini akan berkembang biak di air yang tergenang dan cukup jarang terbang jauh lebih dari 200 meter dari sarangnya. Itulah sebabnya penting untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal dan sekitarnya, serta memastikan tidak ada air tergenang yang bisa menjadi sarang nyamuk Aedes. Jika tergigit nyamuk pembawa virus DBD, gejala awal yang mungkin muncul adalah demam tinggi, ruam, serta nyeri otot dan sendi. Gejala tersebut biasanya terjadi selama 3-7 hari. Ketika mengalami gejala tersebut, segera konsultasi ke petugas kesehatan setempat.
Upaya Pencegahan yang Dapat Dilakukan
Daripada mengobati, memang lebih baik melakukan upaya pencegahan. Sebab, DBD merupakan penyakit yang jika terlambat ditangani dapat menyebabkan risiko yang fatal. Tak jarang pula penyakit ini menyebabkan kematian. Prinsip utama dari upaya pencegahan DBD adalah menjaga kebersihan lingkungan dan membasmi tempat-tempat yang berpotensi dijadikan sarang perkembangbiakan nyamuk.
Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan:
- Jika terdampak banjir, segera bersihkan lingkungan rumah setelah banjir surut. Hal ini bertujuan untuk mencegah kelembapan, yang dapat memicu tumbuhnya jamur dan bersarangnya nyamuk.
- Semprotkan obat nyamuk dan pembunuh serangga pada sudut-sudut gelap yang ada di dalam rumah, seperti kolong tempat tidur, sofa, dan di balik tirai.
- Tutup semua wadah yang dapat menampung air dan cegah terjadinya genangan air seperti bak penampungan buangan AC dan penadah hujan. Jangan lupa juga untuk menguras bak mandi dan vas bunga minimal seminggu sekali, untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk di dalam rumah.
- Kuburkan barang-barang bekas yang dapat menampung air, seperti botol dan wadah plastik, drum, pot, dan kaleng.
- Pangkas pohon secara berkala dan buang daun yang berguguran agar sampah tidak menumpuk. Bersihkan pula daun-daun dan kotoran yang menyumbat di talang atap, agar tidak menjadi sarang nyamuk.
- Taburkan insektisida pembunuh nyamuk dan serangga di selokan dan talang atap.
- Jika merasa banyak nyamuk, selalu oleskan losion anti nyamuk pada seluruh tubuh yang tidak tertutup pakaian, untuk mencegah nyamuk menggigit. Namun, jangan oleskan lotion pada permukaan kulit yang luka, agar tidak menimbulkan iritasi.
- Selalu kenakan celana dan baju panjang untuk menutupi kulit, terutama ketika tidur.
- Pasangkan kelambu pada area tempat tidur.
- Karena nyamuk menyukai aroma keringat manusia, hindari terlalu banyak menggantung pakaian bekas pakai, agar tidak menjadi tempat berkumpulnya nyamuk.