"Apabila engkau ingin dibukakan oleh Allah pintu harapan, maka perhatikan kebesaran nikmat-nikmat dan rahmat Allah yang melimpah kepdamu. Dan bila engkau ingin dibukakan bagimu pintu takut, maka perhatikan amal perbuatanmu terhadap Allah".
(al-Hikam)
Kita seringkali berharap sesuatu dari makhluk, seperti berharap dipuji, dihargai maupun dibalas budi. Kita pun sering merasa takut, misalnya takut dimarahi, dijauhi, tidak disukai atau dicintai, tidak diberi, dan sebagainya. Rasa takut pun seolah-olah menjadi sebuah ancaman yang sangat membahayakan dalam hidup.
Sesungguhnya, harap dan takut kepada makhluk akan membuat kita resah gelisah. Semakin kita berharap dan takut terhadap makhluk, semakin tidak tenang hidup ini. Oleh karena itu, harap (raja') dan takut (khauf) cukup hanya kepada Allah Ta'ala saja.
Bukankah tidak ada satu pun makhluk yang bisa memberi manfaat bagi kita tanpa seizin Allah? Sebesar apapun harapan kepada makhluk, apabila tidak diizinkanNya, dia tidak akan mendatangkan manfaat sekecil apapun. Demikian juga ancaman. Dari siapapun dan dimana pun kita terancam, tidak ada satu pun yang dapat melukai atau hilang dari tubuh kita, kecuali atas izin pemiliknya, Allah Ta'ala.
Allah yang menggenggam dan menggerakkan segala sesuatu. Cukup hanya kepadaNya harap dan takut kita. Berharap dan takut hanya kepada Allah adalah salah satu jalan kebahagiaan. Jadi, siapa yang ingin bahagia, wajib baginya untuk hanya berharap dan takut kepada Allah, bukan kepada sesama makhluk. Kita akan tampak aneh apabila mengharapkan sesuatu atau bergantung kepada makhluk yang sama-sama diciptakan.
Harap (raja') kepada Allah dapat ditanamaknan dengan banyak mengingat segala anugerahNya. Bagaimana rezeki kita selama ini selalu dicukupi tanpa pernah terputus. Atau, bagaimana dosa dan aib kita masih ditutupiNya. Semakin dalam kita mengingat semua karunia yang melimpah, semakin besar pula harapan kita kepadaNya.
Adapun takut (khauf) kepada Allah dapat ditumbuhkan dengan mengingat dosa-dosa yang telah kita lakukan. Mulai dari sholat yang tidak khusuk sampai aneka perbuatan maksiat; baik sekadar lirikan mata atau sembunyi-sembunyi sampai kebusukan di dalam hati. Semakin jauh kita mengingat dosa-dosa dan sadar bahwa setiap maksiat itu pasti ada balasannya, kita pun akan semakin takut kepada Allah Ta'ala.
Nah, seseorang yang terus menanamkan harap dan takut hanya kepadaNya, insyaAllah segala resah dan gelisah akan hilang. Allah yang Maha Baik, Maha Menguasai, dan Menggerakkan segala sesuatu yang baik, juga akan semakin dekat kepadanya. Dia pun akan memperoleh yang terbaik menurut kesempurnaan ilmuNya.
Referensi: Gymanstiar, Abdullah. Ikhtiar Meraih Ridho Allah (Kompilasi Pemahaman Tauhid Dalam Kehidupan). 2019. Emqies Pulishing.