Banjir merupakan sebuah fenomena alam yang sejatinya dengan mudah dapat diprediksi namun sulit untuk diatasi. Pasalnya bencana banjir sangat bergantung dengan kondisi cuaca dan alam. Apabila intensitas hujan tinggi maka resiko terjadinya banjir juga kian meningkat.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan dalam menanggulangi resiko banjir. Menjaga lingkungan agar bersih dari sampah adalah salah satu cara yang paling mudah. Namun ada juga cara lain yang secara teknis lebih rumit tetapi dapat mengurangi resiko banjir, berikut ulasannya.
1. Lubang Semut
Cara pertama yaitu dengan membuat "lubang semut" di setiap ruang terbuka di jalanan dan halaman rumah/gedung. Teknisnya sederhana, cukup dengan membuat lubang berdiameter 2-5 cm sedalam 2-3 meter ke tanah.
Fungsinya ialah sebagai resapan air , jika setiap 1 meter persegi diberi lubang dengan diameter 5cm dan panjang 3 meter, dengan jarak 30cm antara lubang satu dengan lubang lainnya maka diperkirakan bisa menampung 27 liter air.
2. Biopori
Cara ke dua yaitu dengan membuat lubang biopori. Pembuatan lubang biopori menjadi salah satu solusi untuk mencegah banjir dan mengurangi debit air saat musim hujan tiba. Selain dapat mengurangi debit air, lubang biopori juga memiliki keunggulan lainnya seperti mengolah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Berbeda dengan tips sebelumnya, lubang biopori dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman tanah sekitar 100cm. Lokasi pembuatan biopori juga tidak bisa sembaranan agar lebih efektif. Tempat pembuatan lubang biopori yaitu di dasar saluran pembuangan air hujan atau di sekeliling batang pohon/batas tanaman.
3. Sumur Resapan
Cara ke tiga yaitu dengan membuat sumur resapan. Sumur resapan adalah konstruksi yang menyerupai sumur gali dengan kedalaman tertentu untuk menampung air pada daerah tergenang yang diakibatkan oleh kurangnya daya resapan tanah atau diakibatkan oleh permukaan tanah yang ditutupi oleh bahan kedap air (beton, aspal, bebatuan, sampah, dan lain-lain) untuk diresapkan ke dalam tanah.
Membuat sumur resapan hampir sama dengan membuat lubang biopori, perbedaannya terletak pada diameter sumur resapan yang lebih besar daripada lubang biopori. Diameter lubang sumur resapan dapat mencapai 1 meter agar menampung lebih banyak debit air.