MATARAM – Penyakit PLN kambuh lagi. Pemadam listrik bergilir kembali terulang selama beberapa pekan terakhir ini.
Tak pelak, penyakit kambuhan PLN ini membuat masyarakat juga sakit. Terutama mereka yang berwirausaha menggunakan bantuan listrik. Seperti dikeluhkan Haris, salah seorang pengusaha konveksi tekstil di wilayah Kota Mataram. Dia mengeluhkan pemadaman bergilir yang dilakukan PLN belakangan ini. ‘’Pemadaman listrik dari PLN ini sangat mengganggu usaha kami. Apalagi sebagai besar alat yang kita gunakan membutuhkan tenaga listrik. Makanya dari tadi pekerja saya nggak kerja, kan kita sangat dirugikan oleh PLN, apalagi hanya alasan gangguan jaringan,” sesal Haris tadi malam.
Tak hanya Haris yang merasa terganggu tapi juga membuat sidang paripurna DPRD NTB sempat terganggu akibat pemadaman listrik secara tiba-tiba. “Saya tentu sangat kecewa dengan kondisi ini. Jangankan ketua DPRD, pasti rakyat juga kecewa dengan seringnya mati lampu, setiap hari terjadi,” sesal Ketua DPRD Provinsi NTB Hj Baiq Isvie Ruvaeda usai rapat paripurna di gedung DPRD NTB, Senin (11/11).
Untuk itu, Isvie meminta PLN untuk segera melakukannya perbaikan. Pihaknya juga tidak akan tinggal diam. Mengingat listrik merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat.
Bukan itu saja, belum lagi berbicara kerugian masyarakat secara materi. Kegiatan penting DPRD NTB saja seperti paripurna sampai terganggu karena listrik mati tanpa pemberitahuan. “Kita akan panggil PLN, komisi IV nanti yang tangani. Tidak boleh terjadi seperti ini. Tidak boleh terus terjadi seperti ini,” kesal politisi Partai Golkar ini.
Manager Komunikasi PLN Wilayah NTB, Taufik Dwi Nurcahyo meminta maaf atas pelayanan yang tidak optimal beberapa waktu terakhir. Pihaknya sangat menyadari banyak kerugian yang ditimbulkan atas kondisi listrik saat ini. Meskipun begitu, pihak PLN justru mengaku rugi juga ketika masyarakat mengeluhkan dampak listrik mati. “Soal masyarakat yang mengalami kerugian, PLN pun mengalami kerugian. Ini kondisi tidak kita harapkan bersama. Berdampak terhadap seluruh perekonomian,” cetusnya.
Pemadaman bergilir yang terjadi, akibat dari perencanaan PLN yang tidak berjalan dengan baik. Terutama penambahan daya yang direncanakan sudah ada November ini justru molor. Akibatnya, masyarakat menjadi tumbal.
Terdapat beberapa penyebab listrik sering mati saat ini. Pertama, beban di pulau Lombok mengalami kenaikan signifikan. Apabila tahun lalu hanya 225 mega watt (MW). Kini beban sudah mencapai 259 MW. “Beban di Lombok mengalami kenaikan signifikan. Mungkin banyak yang beli AC karena cuaca saat ini,” dalihnya.
Selain beban yang meningkat, terjadi pula gangguan pada pembangkit listrik unit Jeranjang I. Belum lagi beberapa unit lainnya sedang dilakukan pemeliharaan seperti di Ampenan dan Paok Motong. “Saat beban puncak, pengurangan beban sekitar 30 MW. Harus ada yang padam saat beban puncak. Kalau dipaksakan akan menimbulkan kerusakan yang lebih parah,” jelasnya.
Taufik mengaku pihaknya terus berupaya mempercepat listrik normal. Namun semua itu tidak mudah. “Pembangkit kita 270 MW dayanya. Kita kekurangan 36 MW ketika beban puncak. Kita terus berupaya normalkan, percepat perbaikan. estimasi kita akhir Desember bisa normal. Pemadaman sampai akhir Desember,” tegasnya. (sal/zwr)
Sumber: https://radarlombok.co.id/kambuh-lagi-kambuh-lagi.html