Masyarakat Dusun Gubuk Masjid dan Banjar Getas Desa Banjar Sari mengadakan Peringatan Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW dengan konsep pengajian uraian hikmah peristiwa Isra' Mi'raj, Ahad (08/03/2020) di Masjid Nurul Wathan Loangtuna.
Sebagai penceramah dalam kesempatan tersebut ialah Tuan Guru KH. Zainul Huda, QH, S.PdI sekaligus sebagai imam sholat Isya berjama'ah. Dalam tausiyahnya, Bapak Tuan Guru menyampaikan betapa peringatan peristiwa Isra' Mi'raj ini menjadi sangat penting sebagai upaya untuk terus menerus memupuk keimanan kita kepada Allah dan Rasululloh SAW. Peristiwa Isra' Mi'raj merupakan ujian keimanan bagi ummat Islam karena menurut akal dan logika manusia peristiwa seperti itu adalah sesuatu yang mustahil terjadi. Namun bagi orang yang betul-betul beriman akan mempercayainya sebagai sesuatu yang lumrah apabila Dzat Yang Maha Kuasa, Allah SWT menghendaki terjadi maka terjadilah.
Ilustrasi yang diberikan oleh Tuan Guru Zainul Huda yaitu apabila ada seekor semut yang masuk ke saku jas beliau lalu jas tersebut digunakan untuk berangkat umroh ke Tanah Suci maka apabila semut itu bercerita kepada kawanannya bahwa ia sudah pergi ke Madinah maka tentu akan menjadi bahan tertawaan dan cercaan. Menurut akal sehat manusia tidak mungkin seekor makhluk yang sangat kecil dapat sampai ke tempat yang sangat jauh, ribuan kilometer jaraknya. Akan tetapi, kalimat yang dipakai pada peristiwa ini adalah semut diperjalankan, bukan berjalan menurut kemauannya karena itu hal yang tidak mungkin terjadi.
Lebih lanjut diuraikan bahwa salah satu hikmah besar yang harus kita tangkap dari kejadian Isra' Mi'raj adalah senantiasa muhasabah diri untuk mencapai ridho Allah SWT. Rasululloh SAW diperjalankan sebagai 'Abdi atau hamba utuh dengan ruh dan jasad beliau untuk menjemput perintah ibadah sholat. Demikian mulia dan agung kedudukan sholat sehingga harus diserahterimakan langsung antara Rabb dan Hamba tanpa melalui perantara sebagaimana perintah-perintah lainnya.
Pada akhirnya, Tuan Guru mengingatkan kepada jama'ah dan diri pribadi agar menjaga sholat lima waktu berjama'ah di awal waktu dan tempatnya di masjid. Meninggalkan segala urusan dunia apabila seruan sholat sudah dikumandangkan oleh muadzin, lalu berserah diri dan tawakkal mengharap ridho Allah SWT.