Warga NTB patut berbangga. Sebab, pabrik minyak kayu putih terbesar di dunia ada di NTB, tepatnya di Desa Oi Katupa, Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima.
Pabrik yang dibangun sejak setahun lalu itu dikelola PT Sanggaragro Karya Persada pimpinan Jimmy Sumitro. “Kini industrialisasi itu tidak lagi mimpi. Kita akan deklarasikan bahwa NTB jadi pusat minyak kayu putih,” kata Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah di lokasi pabrik yang berada di kaki gunung Tambora tersebut belum lama ini. Gubernur menyempatkan diri melakukan panen perdana sekaligus melihat proses pembuatan mulai dari panen di pohon hingga menjadi minyak kayu putih yang siap dipasarkan.
Gubernur yang akrab disapa Bang Zul itu menegaskan, berbicara industrialisasi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun dengan hadirnya industri ini lanjutnya, akan menambah kepercayaan diri masyarakat NTB. Hadirnya industri ini kata Gubernur dapat memberikan menfaat bagi lahan-lahan kosong, yang selama ini tidak dimanfaatkan. ”Harapannya ke depan, tentu kalau semua tanamannya ini tumbuh bagus, kita memelihara dua tahun saja, tapi dua puluh lima tahun yang akan datang, kita tinggal memetik hasilnya,” ungkap Gubernur.
Hadirnya industri ini juga kata Gubernur akan menjamin kesejahteraan masyarakat. Kalau masyarakat sudah sejahtera lanjutnya, maka jaminan kesehatan dan pendidikan akan meningkat. Selain itu ungkap Bang Zul, ke depan akan dibangun sekolah khusus di lokasi pabrik tersebut. Hal ini dilakukan untuk menjamin sumber daya manusia yang akan mendukung keberlangsungan pabrik tersebut. Hal ini juga dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat lokal. Sehingga tidak lagi mengambil tenaga kerja dari luar. “Berikutnya, tantangan kita ke depan, di tempat ini dibangun sekolah atau SMK yang punya kaitannya dengan minyak kayu putih ini,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur PT Sanggaragro Karya Persada mengungkapkan, pabrik minyak kayu putih ini telah dilengkapi dengan mesin penyulingan yang modern. Sehingga, dalam sehari, kapasitas produksi daun minyak kayu putih sekitar 60 ton. Dari 60 ton itu, dapat menghasilkan minyak kayu putih sekitar 1 ton. Kalau dinilaikan dengan uang, sekitar Rp 300 juta per hari. Namun untuk panen pertama, pabrik ini baru bisa mengolah daun minyak kayu putih sekitar 30 ton. “Lahan yang akan kita manfaatkan untuk tanaman pohon kayu putih ini sekitar 5 ribu hektar. Namun yang sudah kita tanam, baru sekitar 2.500 hektar,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan, untuk mendukung suplai bahan baku, pihaknya telah melakukan variasi tahun tanam sejak tahun 2016 hingga saat in. Hanya saja, bibitnya masih disuplai dari luar NTB.
Sumber: https://radarlombok.co.id/ntb-punya-pabrik-minyak-kayu-putih-terbesar-di-dunia.html